Aqu lihat kembali catatanku.
Benar, itu rumah nomor 27. Pasti itu rumah Om Puri, saudara jauh
bapakku. Kuhampiri pintunya dan kutekan bel rumahnya. Tak lama kemudian
dari balik pintu muncul wajah yg sangat cantik.
“Cari siapa Mas?” tanyanya.
“Apa betul ini rumah Om Puri? nama saya Doni.”
“Oh.. sebentar ya, Pa.. ini Doni nya telah datang”, teriaknya ke dalem
rumah.
Kemudian aqu dipersilakan masuk, dan setelah Om Puri keluar dan
menyambutku dia pun berkata dgn ramah,
“Doni, papimu barusan nelpon, nanyain apa kamu sudah sampai tempat om.
Ini kenalin, anak Om, namanya Nani, terus anterin Doni ke kamarnya, kan
dia cape, biar dia istirahat dulu, nanti baru deh ngobrol-ngobrol lagi.”
Aqu datang ke kota ini karena diterima disalah satu Universitas, dan
oleh papi aqu disuruh tinggal dirumah Om Puri. Nani ternyata baru kelas 1
SMA. Dia anak tunggal. Tubuhnya tak terlalu tinggi, mungkin sekitar 165
cm, tapi wajahnya sangat lucu, dgn bibir yg agak penuh. Di sini aqu
diberi kamar di lantai 2, bersebelahan dgn kamar Nani.
Aqu telah 3 bulan tinggal di rumah Om Puri, dan karena semuanya ramah,
aqu jadi betah. Lebih lagi Nani. Kadang-kadang dia suka tanya-tanya soal
pelajaran sekolah, dan aqu berusaha membantu. Aqu sering mencuri-curi
untuk memperhatikan Nani. Kalo di rumah dia sering memakai daster yg
pendek hingga pahanya yg putih mulus menarik perhatianku. Selain itu
buah dadanya yg baru mekar juga sering bergoyg-goyg di balik dasternya.
Aqu jadi sering membaygkan betapa indahnya tubuh Nani seandainya telah
tak memakai apa-apa lagi.
Suatu hari pulang kuliah
sesampainya di rumah ternyata sepi sekali. Di ruang keluarga ternyata
Nani sedang belajar sembari tiduran di atas karpet.
“Sepi sekali, sedang belajar yah? Tante kemana?” tanyaqu.
“Eh.. Doni, iya nih, aqu minggu depan ujian, nanti aqu bantuin belajar
yah.., Mami sih lagi keluar, katanya sih ada perlu sampai malem.”
“Iya deh, aqu ganti pakaian dulu.”
Kemudian aqu masuk ke kamarku, ganti dgn celana pendek dan kaos oblong.
Terus aqu tidur-tiduran sebentar sembari baca majalah yg baru kubeli.
Tak lama kemudian aqu keluar kamar, lapar, jadi aqu ke meja makan. Terus
aqu teriak memanggil Nani mengajak makan bareng. Tapi tak ada sahutan.
Dan setelah kutengok ke ruang keluarga, ternyata Nani telah tidur
telungkup di atas buku yg sedang dia baca, mungkin telah kecapaian
belajar, pikirku. Napasnya turun naik secara teratur. Ujung dasternya
agak tersingkap, menampakkan bagian belakang pahanya yg putih. Bentuk
bokongnya juga bagus.
Memperhatikan Nani tidur membuatku terangsang. Aqu merasa kemaluanku
mulai tegak di balik celana pendek yg kupakai. Tapi karena takut
ketahuan, aqu segera ke ruang makan. Tapi nafsu makanku telah hilang,
maka itu aqu cuma makan buah, sedangkan otakku terus ke Nani. Kemaluanku
juga semakin berdenyut. Akhirnya aqu tak tahan, dan kembali ke ruang
keluarga. Ternyata posisi tidur Nani telah berubah, dan dia sekarang
telentang, dgn kaki kiri dilipat keatas, sehingga dasternya tersingkap
sekali, dan celana dalem bagian bawahnya kelihatan.
Celana dalemnya berwarna putih, agak tipis dan berenda, sehingga
bulu-bulunya membayg di bawahnya. Aqu sampai tertegun melihatnya.
Kemaluanku tegak sekali di balik celana pendekku. Buah dadanya naik
turun teratur sesuai dgn napasnya, membuat kemaluanku semakin berdenyut.
Ketika sedang nikmat-nikmat memandangi, aqu dengar suara mobil masuk ke
halaman. Ternyata Om Puri telah pulang. Aqu pun cepat-cepat naik
kekamarku, pura-pura tidur.
Dan aqu memang ketiduran
sampai agak sore, dan aqu baru ingat kalo belum makan. Aqu segera ke
ruang makan dan makan sendirian. Keadaan rumah sangat sepi, mungkin Om
dan Tante sedang tidur. Setelah makan aqu naik lagi ke atas, dan membaca
majalah yg baru kubeli. Sedang asyik membaca, tiba-tiba kamarku ada yg
mengetuk, dan ternyata Nani.
“Doni, aqu baru dibeliin kalkulator nih, nanti aqu diajarin yah cara
makainya. Soalnya rada canggih sih”, katanya sembari menunjukkan
kalkulator barunya.
“Wah, ini kalkulator yg aqu juga pengin beli nih. Tapi mahal. Iya deh,
aqu baca dulu manualnya. Nanti aqu ajarin deh, kayaknya sih tak terlalu
beda dgn komputer”, sahutku.
“Ya telah, dibaca dulu deh. Nani juga mau mandi dulu sih”, katanya
sembari berlalu ke teras atas tempat menjemur handuk. Aqu masih berdiri
di pintu kamarku dan mengikuti Nani dgn pandanganku. Ketika mengambil
handuk, tubuh Nani terkena sinar matahari dari luar rumah. Dan aqu
melihat baygan tubuhnya dgn jelas di balik dasternya. Aqu jadi teringat
pemandangan siang tadi waktu dia tidur.
Kemudian sewaktu Nani berjalan melewatiku ke kamar mandi, aqu pura-pura
sedang membaca manual kalkulator itu. Tak lama kemudian aqu mulai
mendengar suara Nani yg sedang mandi sembari bernyanyi-nyanyi kecil.
Kembali imajinasiku mulai membaygkan Nani yg sedang mandi, dan hal itu
membuat kemaluanku agak tegang. Karena tak tahan sendiri, aqu segera
mendekati kamar mandi dan mencari cara untuk mengintipnya, dan aqu
menewajahnnya.
qu mengambil kursi dan naik
di atasnya untuk mengintip lewat celah ventilasi kamar mandi.
Pelan-pelan aqu mendekatkan wajahku ke celah itu, dan ya Tuhan… aqu!
Melihat Nani yg sedang menyabuni tubuhnya, mengusap-usap dan meratakan
sabun ke seluruh lekuk tubuhnya. Tubuhnya sangat indah, jauh lebih indah
dari yg kubaygkan.
Lehernya yg putih, pundaknya, buah dadanya, putingnya yg kecoklatan,
perutnya yg rata, bokongnya, bulu-bulu di sekitar kemaluannya, pahanya,
semuanya sangat indah. Dan kemaluanku pun menjadi sangat tegang.Tapi aqu
tak berlama-lama mengintipnya, karena selain taqut ketahuan, juga aqu
merasa tak enak mengintip orang mandi. Aqu segera ke kamarku dan
berusaha menenangkan perasaanku yg tak karuan.
Malamnya sehabis makan, aqu dan Om Puri sedang mengobrol sembari nonton
TV, dan Om Puri bilang kalo besok mau keluar kota dgn istrinya seminggu.
Dia pesan supaya aqu membantu Nani kalo butuh bantuan. Tentu saja aqu
bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Tak lama kemudian Nani
mendekati kita.
“Doni, tolongin aqu dong, ajarin soal-soal yg buat ujian, ayo!” katanya
sembari menarik-narik tanganku. Aqu mana bisa menolak. Aqu pun mengikuti
Nani berjalan ke kamarnya dgn diiringi Om Puri yg senyum-senyum melihat
Nani yg manja. Beberapa menit kemudian kita telah terlibat dgn
soal-soal yg memang butuh konsentrasi.
Nani duduk sedangkan aqu
berdiri di sampingnya. Aqu bersemangat sekali mengajarinya, karena kalo
aqu menunduk pasti belahan dada Nani kelihatan dari dasternya yg
longgar. Aqu lihat Nani tak pakai bh. Kemaluanku berdenyut-denyut, tegak
di balik celana dan kelihatan menonjol.
Aqu merasa bahwa Nani tahu kalo aqu suka curi melihat buah dadanya, tapi
dia tak berusaha merapikan dasternya yg semakin terbuka sampai aqu bisa
melihat putingnya. Karena telah tak tahan, sembari pura-pura
menjelaskan soal aqu merapatkan tubuhku sampai kemaluanku menempel ke
punggungnya. Nani pasti juga bisa merasakan kemaluanku yg tegak. Nani
sekarang cuma diam saja dgn wajah menunduk.
“Nani, kamu cantik sekali..” kataqu dgn suara yg telah bergetar, tapi
Nani diam saja dgn wajah semakin menunduk. Kemudian aqu meletakkan
tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aqu jadi makin berNani
mengusap-usap pundaknya yg terbuka, karena tali dasternya sangat kecil.
Sementara kemaluanku semakin menekan pangkal lengannya, usapan tanganku
pun semakin turun ke arah dadanya.
Aqu merasa napas Nani telah memburu seperti suara napasku juga. Aqu jadi
semakin nekad. Dan ketika tanganku telah sampai kepinggiran buah dada,
tiba-tiba tangan Nani mencengkeram dan menahan tanganku. Wajahnya
mendongak kearahku.
“Doni aqu mau diapain..” Rintihnya dgn suara yg telah bergetar. Melihat
mulutnya yg setengah terbuka dan agak bergetar-getar, aqu jadi tak tahan
lagi. Aqu tundukkan wajah, kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya.
Ketika bibir kita bersentuhan, aqu merasakan bibirnya yg sangat hangat,
kenyal, dan basah. Aqu pun melumat bibirnya dgn penuh perasaan, dan Nani
membalas ciumanku, tapi tangannya belum melepas tanganku. Dgn
pelan-pelan tubuh Nani aqu bimbing, aqu angkat agar berdiri berhadapan
dgnku. Dan masih sembari saling melumat bibir, aqu peluk tubuhnya dgn
gemas. Buah dadanya keras menekan dadaqu, dan kemaluanku juga menekan
perutnya.
Pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajah ke dalem mulutnya, dan
mengait-ngait lidahnya, membuat napas Nani semakin memburu, dan
tangannya mulai mengusap-usap punggungku. Tanganku pun tak tinggal diam,
mulai turun ke arah pinggulnya, dan kemudian dgn gemas mulai
meremas-remas bokongnya. Bokongnya sangat empuk. Aqu remas-remas terus
dan aqu semakin rapatkan ketubuhku hingga kemaluanku terjepit perutnya.
Tak lama kemudian tanganku
mulai ke atas pundaknya. Dgn gemetar tali dasternya kuturunkan dan
dasternya turun ke bawah dan teronggok di kakinya. Kini Nani tinggal
memakai celana dalem saja. Aqu memeluknya semakin gemas, dan ciumanku
semakin turun. Aqu mulai menciumi dan menjilat-jilat lehernya, dan Nani
mulai mengerang-erang. Tangannya mengelus-elus belakang kepalaqu.
Tiba-tiba aqu berhenti menciuminya. Aqu renggangkan pelukanku. Aqu
pandangi tubuhnya yg setengah telanjang. Buah dadanya bulat sekali dgn
puting yg tegak bergetar seperti menantangku.
Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Dan ketika
mulutku menyentuh buah dadanya, Nani mengerang lagi lebih keras sembari
mendongakkan kepalanya, dan menekan bokong dan dadanya ke arahku.
Nafsuku semakin naik. Aqu ciumi buah dadanya dgn ganas, putingnya aqu
mainkan dgn lidahku, dan buah dadanya yg sebelah aqu mainkan dgn
tanganku.
“Aduuhh.. aahh.. aahh”, Nani semakin merintih-rintih ketika dgn gemas
putingnya aqu gigit-gigit sedikit.
Tubuhnya menggeliat-geliat membuatku semakin bernafsu untuk terus
mencumbunya. Tangan Nani kemudian menelusup kebalik pakaianku dan
mengusap kulit punggungku.
“Doni.. aahh.. pakaian kamu dibuka dong.. aahh..” Aqupun mengikuti
keinginannya. Tapi selain pakaian, celana juga kulepas, hingga aqu juga
cuma pakai celana dalem. Mulutnya kembali kucium dan tanganku memainkan
buah dadanya.
Kemaluanku semakin keras karena Nani menggesek-gesekkan pinggulnya
sembari mengerang-erang. Tanganku mulai menyelinap ke celana dalemnya.
Bulu kemaluannya aqu usap-usap, dan kadang aqu garuk-garuk. Aqu merasa
kemaluannya telah basah ketika jariku sampai ke mulut kemaluannya. Dan
ketika tanganku mulai mengusap clitorisnya, ciumannya di mulutku semakin
liar. Mulutnya mengisap mulutku dgn keras.
Clitorisnya kuusap,
kuputar-putar, makin lama semakin kencang, dan semakin kencang. Bokong
Nani ikut bergoyg, dan semakin rapat menekan, sehingga kemaluanku
semakin berdenyut. Sementara clitorisnya masih aqu putar-putar, jariku
yg lain juga mengusap bibir kemaluannya. Nani menggelinjang semakin
keras, dan pada saat tanganku mengusap semakin kencang, tiba-tiba
tanganku dijepit dgn pahanya,dan tubuh Nani tegang sekali dan
tersentak-sentak selama beberapa saat.
“aahh aahh Donnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.. adduuuhh aahh aahh
aahh”,
Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin
mengendur. Tapi mulutnya masih mengerang-erang dgn pelan.
“Don.. aqu boleh yah pegang punya kamu”, tiba-tiba bisiknya di kupingku.
Aqu yg masih tegang sekali merasa senang sekali.
“Iyaa.. boleh..” bisikku. Kemudian tangannya kubimbing ke celana
dalemku.
“Aahh…” Aqupun mengerang ketika tangannya menyentuh kemaluanku. Terasa
nikmat sekali. Nani juga terangsang lagi, karena sembari mengusap-usap
kepala kemaluanku, mulutnya mengerang di kupingku. Kemudian mulutnya
kucium lagi dgn ganas. Dan kemaluanku mulai di genggam dgn dua
tangannya, di urut-urut dan cairan pelumas yg keluar diratakan keseluruh
batangku.
Tubuhku semakin menegang. Kemudian kemaluanku mulai dikocok-kocok,
semakin lama semakin kencang, dan bokongnya juga ikut digesekkan
ketubuhku. Tak lama kemudian aqu merasa tubuhku bergetar, terasa ada
aliran hangat di seluruh tubuhku, aqu merasa aqu telah hampir orgasme.
“Niiiiiiiii.. aqu hampir keluar..” bisikku yg membuat genggamannya
semakin erat dan kocokannya makin kencang.
“Aahh.. Anniii.. uuuhh.. aahh..” akhirnya dari kemaluanku memancar
cairan yg menyembur kemana-mana. Tubuhku tersentak-sentak.
Sementara kemaluanku masih mengeluarkan cairan, tangan Nani tak berhenti
mengurut-urut, sampai rasanya semua cairanku telah diperas habis oleh
tangannya. Aqu merasa air mNani yg mengalir dari sela-sela jarinya
membuat Nani semakin gemas. Air mNaniqu masih keluar untuk beberapa saat
lagi sampai aqu merasa lemas sekali.
Akhirnya kita berdua jatuh
terduduk di lantai. Dan tangan Nani berlumuran air mNaniqu ketika
dikeluarkan dari celana dalemku. Kita berpandangan, dan bibirnya kembali
kukecup, sedangkan tangannya aqu bersihkan pakai tissue. Dan secara
kebetulan aqu melihat ke arah jam.
“Astaga, sekarang telah jam 11! Wah, telah malam sekali nih, aqu ke
kamarku dulu yah, taqut Om curiga nanti..” kataqu sembari berharap
mudah-mudahan suara desahan kita tak sampai ke kuping orang tuanya.
Setelah Nani mengangguk, aqu bergegas menyelinap ke kamarku.Malam itu
aqu tidur nyenyak sekali.
Pagi itu aqu bangun kesiangan, seisi rumah rupanya telah pergi semua.
Aqu pun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah
sangat padat, pikiranku tak bisa konsentrasi sedikit pun, yg kupikirkan
cuma Nani. Aqu pulang ke rumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi.
Kemudian ketika aqu sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti
pakaian, Nani keluar dari kamarnya, telah berpakaian rapi. Dia mendekat
dan wajahnya menunduk.
“Doni, kamu ada acara nggak? TemNani aqu nonton dong..”
“Eh.. apa? Iya, iya aqu tak ada acara, sebentar yah aqu ganti pakaian
dulu” jawabku, dan aqu buru-buru ganti pakaian dgn jantung berdebaran.
Setelah siap, aqu pun segera mengajaknya berangkat. Nani menyarankan
agar kita pergi dgn mobilnya. Aqu segera mengeluarkan mobil, dan ketika
Nani duduk di sebelahku, aqu baru sadar kalo dia pakai rok pendek,
sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan
ke bioskop mataqu tak bisa lepas melirik kepahanya.
Sesampainya di bioskop, aqu berNanikan memeluk pinggangnya, dan Nani tak
menolak. Dan sewaktu mengantri di loket kupeluk dia dari belakang. Aqu
tahu Nani merasa kemaluanku telah tegang karena menempel di bokongnya.
Nani meremas tanganku dgn kuat. Kita memesan tempat duduk paling
belakang, dan ternyata yg menonton tak begitu banyak, dan di sekeliling
kita tak ditempati.
Kami segera duduk dgn tangan
masih saling meremas. Tangannya telah basah dgn keringat dingin, dan
wajahnya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aqu telah tak
tahan, segera kuusap wajahnya, kemudian kudekatkan ke wajahku, dan kita
segera berciuman dgn gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan,
dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut.
Tanganku segera menyelinap ke balik pakaiannya. Dan karena tak sabar,
langsung saja kuselinapkan ke balik behanya, dan buah dadanya yg sebelah
kiri aqu remas dgn gemas. Mulutku langsung dihisap dgn kuat oleh Nani.
Tanganku pun semakin gemas meremas buah dadanya, memutar-mutar
putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke buah dada yg kanan, dan Nani
mulai mengerang di dalem mulutku, sementara kemaluanku semakin meronta
menuntut sesuatu.
Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dgn arah
semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya kusingkap ke atas,
sehingga sembari berciuman, di keremangan cahaya, aqu bisa melihat
celana dalemnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut
Nani berpindah menciumi kupingku sampai aqu terangsang sekali. Celana
dalemnya telah basah.
Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalemnya, dan mulai memainkan
clitorisnya. Kuelus-elus pelan-pelan, kuusap dgn penuh perasaan,
kemudian kuputar-putar, semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba tangannya
mencengkram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku,
sedangkan kupingku digigitnya sembari mendesis-desis. Tubuhnya
tersentak-sentak beberapa saat.
“Donnnnnnnnnnnnnnnnnn.. aduuuhh.. aqu tak tahan sekali.. berhenti dulu
yaahh.. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Aqu pun segera mencabut
tanganku dari selangkangannya.
“Don.. sekarang aqu mainin punya kamu yaahh..” katanya sembari mulai
meraba celanaqu yg telah menonjol.
Kubantu dia dgn kubuka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup,
merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam kemaluanku, aqu merasa nikmat
luar biasa. Kemaluanku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung
tegak.
“Don.. ini telah basah.. cairannya licin..” rintihnya di kupingku
sembari mulai digenggam dgn dua tangan.
Tangan yg kiri menggenggam pangkal kemaluanku, sedangkan yg kanan ujung
kemaluanku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala kemaluan dan meratakan
cairannya.
“Nani.. teruskan sayg..” kataqu dgn ketegangan yg semakin menjadi-jadi.
Aqu merasa kemaluanku telah keras sekali. Nani meremas dan mengurut
kemaluanku semakin cepat. Aqu merasa air mNaniqu telah hampir keluar.
Aqu bingung sekali karena taqut kalo sampai keluar bakal muncrat
kemana-mana.
“Nani.. aqu hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataqu dgn suara
yg tak yakin, karena masih keenakan.
“Waahh.. Nani belum mau berhenti.. punya kamu ini bikin aqu gemes..”
rengeknya.
“Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..!” ajakku, dan ketika
Nani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaqu, juga pakaian Nani,
dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.
Di mobil tangan Nani kembali
mengusap-usap celanaqu. Dan aqu diam saja ketika dia buka ritsluitingku
dan menelusupkan tangannya mencari kemaluanku. Aduh, rasanya nikmat
sekali. Dan kemaluanku makin berdenyut ketika dia bilang,
“Nanti aqu boleh yah nyiumin ininya yah..” Aqu pengin segera sampai
kerumah.
Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sembari berpelukan erat-erat.
Sewaktu Nani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan kuciumi
samping lehernya. Tanganku telah menyingkapkan roknya ke atas, dan
tanganku meremas pinggul dan bokongnya dgn gemas. Nani kubimbing ke
ruang keluarga. Sembari berdiri kuciumi bibirnya, kulumat habis
mulutnya, dan dia membalas dgn sama gemasnya.
Pakaiannya kulucuti satu persatu sembari tetap berciuman. Sembari
melepas pakaiannya, aqu mulai meremasi buah dadanya yg masih dibalut
beha. Dgn tak sabar behanya segera kulepas juga.
Kemudian roknya, dan terakhir celana dalemnya juga kuturunkan dan
semuanya teronggok di karpet.
Tubuhnya yg telanjang kupeluk erat-erat. Ini pertama kalinya aqu memeluk
seorang gadis dgn telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Nani yg sering
aqu impikan tapi tak terbaygkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang
ada di depan mataqu. Kemudian tangan Nani juga melepaskan pakaianku,
kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalemku, Nani
melaqukannya sembari memeluk tubuhku. Kemaluanku yg telah memanjang dan
tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya.
Uuuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kita yg sama-sama telanjang
bersentuhan, bergesekan, dan menempel dgn ketat. Bibir kita saling
melumat dgn napas yg semakin memburu. Tanganku meremas bokongnya,
mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi buah dadanya dgn
bergantian. Tangan Nani juga telah menggenggam dan mengelusi kemaluanku.
Tubuh Nani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yg semakin
membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang
dgn bebas.
Kemudian sembari tetap meremasi kemaluanku, Nani mulai merendahkan
tubuhnya, sampai akhirnya dia berlutut dan wajahnya tepat di depan
selangkanganku. Matanya memandangi kemaluanku yg semakin keras di dalem
genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Kemaluanku terus dinikmati,
dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.
Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke kepala kemaluanku. Aqu melihatnya
dgn gemas sekali. Kepalaqu sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya
mengecup kepala kemaluanku. Tangannya masih menggenggam pangkal
kemaluanku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala
kemaluanku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan
cairan kemaluanku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai
mengulum dgn lidah tetap memutari kepala kemaluanku.
Aqu semakin mengerang, dan karena tak tahan, kudorong kemaluanku sampai
terbenam kemulutnya. Aqu rasa ujungnya sampai ketenggorokannya. Rasanya
nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan kemaluanku disedot-sedot dan dimaju
mundurkan di dalem mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang
kepalanya aqu tekan-tekan agar kemaluanku semakin nikmat. Isapan
mulutnya dan lidahnya yg melingkar-lingkar membuat aqu merasa telah tak
tahan. Apalagi sewaktu Nani melaqukannya semakin cepat, dan semakin
cepat, dan semakin cepat.
Ketika akhirnya aqu merasa air mNaniqu mau muncrat, segera kutarik
kemaluanku dari mulutnya. Tapi Nani menahannya dan tetap menghisap
kemaluanku. Maka aqu pun tak bisa menahan lebih lama lagi, air mNaniqu
muncrat di dalem mulutnya dgn rasa nikmat yg luar biasa.
Air mNaniqu langsung ditelannya dan dia terus menghisapi dan menyedot
kemaluanku sampai air mNaniqu muncrat berkali-kali. Tubuhku sampai
tersentak-sentak merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Meskipun air
mNaniqu telah habis, mulut RNani masih terus menjilat. Aqupun akhirnya
tak kuat lagi berdiri dan akhirnya dgn napas sama-sama tersengal-sengal
kita berbaring di karpet dgn mata terpejam.
“Thanks ya Nii, tadi itu nikmat sekali”, kataqu berbisik.
“Ah.. aqu juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aqu mainin
kamu.”
Kemudian ujung hidungnya kukecup, matanya juga, kemudian bibirnya.
Mataqu memandangi tubuhnya yg terbaring telanjang, alangkah indahnya.
Pelan-pelan kuciumi lehernya, dan aqu merasa nafsu kami mulai naik lagi.
Kemudian mulutku turun dan menciumi buah dadanya yg sebelah kanan
sedangkan tanganku mulai meremas buah dada yg kiri.
Nani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku
tambah gemas memainkan buah dada dan putingnya. Aqu terus menciumi untuk
beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aqu mulai mengusapkan tanganku
keperutnya, kemudian ke bawah lagi sampai merasakan bulu kemaluannya,
kuelus dan kugaruk sampai mulutnya menciumi kupingku.
Pahanya mulai aqu renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sembari
mulutku terus menciumi buah dadanya, jariku mulai memainkan clitorisnya
yg telah mulai terangsang juga. Cairan kemaluannya kuusap-usapkan ke
seluruh perwajahan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin
clitoris dan kemaluannya, membuat RNani semakin menggelinjang dan
mengerang. clitorisnya kuputar-putar terus, juga mulut kemaluannya
bergantian.
“Ahh.. Donnnnnnnnnnn.. aahh.. terusss… aahh.. sayaanggg..” mulutnya
terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyg-goyg. Bokongnya juga
mulai terangkat-angkat. Aqu pun segera menurunkan kepalaqu ke arah
selangkangannya, sampai akhirnya wajahku tepat di selangkangannya. Kedua
kakinya kulipat ke atas, kupegangi dgn dua tanganku dan pahanya
kulebarkan sehingga kemaluan dan clitorisnya terbuka di depan wajahku.
Aqu tak tahan memandangi keindahan kemaluannya. Lidahku langsung
menjulur dan mengusap clitoris dan kemaluannya. Cairan kemaluannya
kusedot-sedot dgn nikmat. Mulutku menciumi mulut kemaluannya dgn ganas,
dan lidahku kuselip-selipkan ke lubangnya, kukait-kaitkan, kugelitiki,
terus begitu, sampai bokongnya terangkat, kemudian tangannya mendorong
kepalaqu sampai aqu terbenam di selangkangannya. Aqu jilati terus,
clitorisnya kuputar dgn lidah, kuhisap, kusedot, sampai Nani
meronta-ronta. Aqu merasa kemaluanku telah tegak kembali, dan mulai
berdenyut-denyut.
“Donnnnnnnn.. aqu tak tahan.. aduuhh.. aahh.. enaakk sekaliii.. ”
rintihnya berulang-ulang.
Mulutku telah berlumuran cairan kemaluannya yg semakin membuat nafsuku
tak tertahankan. Kemudian kulepaskan mulutku dari kemaluannya. Sekarang
giliran kemaluanku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya,
sembari aqu duduk mengangkang juga. Pahaqu menahan pahanya agar tetap
terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika kemaluanku digeser-geserkan di
kemaluannya. RNani juga merasakan hal yg sama, dan sekarang tangannya
ikut membantu dan menekan kemaluanku digeser-geserkan di clitorisnya.
“Naniii.. aahh.. enakkk.. aahh..”
“aahh.. iya.. eeennaakkk sekaliii..”
Kita saling merintih. Kemudian karena kemaluanku semakin gatal, aqu
mulai menggosokkan kepala kemaluanku ke mulut kemaluannya. Nani semakin
menggelinjang. Akhirnya aqu mulai mendorong pelan sampai kepala
kemaluanku masuk ke kemaluannya.
“Aduuuhh.. Doonnnn.. saakiiitt.. aadduuuhh.. jaangaann..” rintihnya
“Tahan dulu sebentar… Nanti juga hilang sakitnya..” kataqu membujuk
Kemudian pelan-pelan kemaluanku aqu keluarkan, kemudian kutekan lagi,
kukeluarkan lagi, kutekan lagi, kemudian akhirnya kutekan lebih dalem
sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Nani sampai terbuka tapi telah
tak bisa bersuara.
Punggungnya terangkat dari
karpet menahan desakan kemaluanku. Kemudian pelan-pelan kukeluarkan
lagi, kudorong lagi, kukeluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi.
Akhirnya ketika aqu mendorong lagi kali ini kudorong sampai amblas
semuanya ke dalem. Kali ini kita sama-sama mengerang dgn keras. Tubuh
kita berpelukan, mulutnya yg terbuka kuciumi, dan pahanya menjepit
pinggangku dgn keras sekali sehingga aqu merasa ujung kemaluanku telah
mentok ke dinding kemaluannya.
Kita tetap berpelukan dgn erat saling mengejang untuk beberapa saat
lamanya. Mulut kami saling menghisap dgn kuat. Kita sama-sama merasakan
keenakan yg tiada taranya. Setelah itu bokongnya sedikit demi sedikit
mulai bergoyg, maka aqu pun mulai menggerakkan kemaluanku pelan-pelan,
maju, mundur, pelan, pelan, semakin cepat, semakin cepat, dan goygan
bokong Nani juga semakin cepat.
“Donnn.. aduuuhh.. aahh.. teruskan sayg.. aqu hampir niihh..” rintihnya.
“Iya.. nihh.. tahan dulu.. aqu juga hampirr.. kita bareng ajaa..” kataqu
sembari terus menggerakkan kemaluan semakin cepat.
Tanganku juga ikut meremasi buah dadanya kanan dan kiri. Kemaluanku
semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalem kemaluannya sampai bokongnya
terangkat dari karpet. Dan aqu merasa kemaluannya juga menguruti
kemaluanku di dalem. Kemaluanku kutarik dan kutekan semakin cepat,
semakin cepat.. dan semakin cepat.. dannn..
”Naniii.. aqu mau keluar niihh..””Iyaa.. keluarin saja.. Nani juga
keluar sekarang niiihh.”Aqu pun menghunjamkan kemaluanku keras-keras yg
disambut dgn bokong Nani yg terangkat ke atas sampai ujung kemaluanku
menumbuk dinding kemaluannya dgn keras.
Kemudian pahanya menjepit pahaqu dgn keras sehingga kemaluanku makin
mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Kemaluannya berdenyut-denyut.
Air mNaniqu memancar, muncrat dgn sebanyak-banyaknya menyirami
kemaluannya.
“aahh… aahh.. aahh..” kita sama-sama mengerang, dan kemaluannya masih
berdenyut, mencengkeram kemaluanku, sehingga air mNaniqu berkali-kali
menyembur. Bokongnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar
sehingga kemaluanku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama
beberapa saat, dan sepertinya tak akan berakhir.
Bokongku masih ditahan dgn tangannya, pahanya masih menjepit pahaqu
erat-erat, dan kemaluannya masih berdenyut meremas-remas kemaluanku dgn
enaknya sehingga sepertinya air mNaniqu keluar semua tanpa tersisa
sedikitpun.
“aahh.. aahh.. aduuuhh…” Kita telah tak bisa bersuara lagi selain
mengerang-erang keenakan.
Ketika telah mulai kendur, kuciumi Nani dgn kemaluan masih di dalem
kemaluannya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sembari
saling membelai. Kuciumi terus sampai akhirnya aqu menyadari kalo Nani
sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur.
Aqu menyadari bahwa selaput daranya telah robek karena kemaluanku. Dan
ketika kemaluanku kucabut dari sela-sela kemaluannya memang mengalir
darah yg bercampur dgn air mNaniqu. Kita terus saling membelai, dan Nani
masih mengisak di dadaqu, sampai akhirnya kita berdua tertidur
kelelahan dgn berpelukan.
Aqu terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Nani masih terlelap di
sampingku masih telanjang bulat. Segera aqu bangun dan kuselimuti
tubuhnya pelan-pelan. Kemudian aqu segera ke kamar mandi, kupikir shower
dgn air hangat pasti menyegarkan. Aqu membiarkan tubuhku diguyur air
hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir
aqu telah mandi sekitar 20 menit, ketika aqu merasa kaget karena ada
sesuatu yg menyentuh punggungku. Belum sempat aqu menoleh, tubuhku telah
dilingkari sepasang tangan.
Ternyata Nani telah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui.
Tangannya memelukku dari belakang, dan tubuhnya merapat di punggungku.
“Aqu ikut mandi yah..?” katanya.
Aqu tak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yg ada
di dadaqu, sembari menenangkan diriku yg masih merasa kaget. Sembari
tetap memelukku dari belakang, Nani mengambil sabun dan mulai
mengusapkannya di dadaqu. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aqu juga
merasakan buah dadanya yg menekan punggungku.
Usapan tangan Nani mulai turun ke arah perutku, dan kemaluanku mulai
berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tak lama kemudian tangan Nani
sampai di selangkanganku dan mulai mengusap kemaluanku yg semakin tegak.
Sembari menggenggam kemaluanku, Nani mulai menciumi belakang leherku
sembari mendesah-desah, dan tubuhnya semakin menekan tubuhku.
Selangkangan dan buah dadanya mulai digesek-gesekkan ke bokong dan
punggungku, dan tangannya yg menggenggam kemaluanku mulai meremas-remas
dan digerakkan ke pangkal dan kepala kemaluanku berulang-ulang sehingga
aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa.
“Naniii oohh.. nikmat sekali sayg.”
“Donnnnnn uuuhh”, erangnya sembari lidahnya semakin liar menciumi
leherku.
Home » Cerita Sex » Tergoda Dengan Senjatanya
By Tante Melisa Cerita Sex
Tergoda Dengan Senjatanya
itil foundation foundation service
Cerita Hot Terpanas - Aqu lihat kembali catatanku. Benar, itu rumah
nomor 27. Pasti itu rumah Om Puri, saudara jauh bapakku. Kuhampiri
pintunya dan kutekan bel rumahnya. Tak lama kemudian dari balik pintu
muncul wajah yg sangat cantik.
“Cari siapa Mas?” tanyanya.
“Apa betul ini rumah Om Puri? nama saya Doni.”
“Oh.. sebentar ya, Pa.. ini Doni nya telah datang”, teriaknya ke dalem
rumah.
Kemudian aqu dipersilakan masuk, dan setelah Om Puri keluar dan
menyambutku dia pun berkata dgn ramah,
“Doni, papimu barusan nelpon, nanyain apa kamu sudah sampai tempat om.
Ini kenalin, anak Om, namanya Nani, terus anterin Doni ke kamarnya, kan
dia cape, biar dia istirahat dulu, nanti baru deh ngobrol-ngobrol lagi.”
Aqu datang ke kota ini karena diterima disalah satu Universitas, dan
oleh papi aqu disuruh tinggal dirumah Om Puri. Nani ternyata baru kelas 1
SMA. Dia anak tunggal. Tubuhnya tak terlalu tinggi, mungkin sekitar 165
cm, tapi wajahnya sangat lucu, dgn bibir yg agak penuh. Di sini aqu
diberi kamar di lantai 2, bersebelahan dgn kamar Nani.
Aqu telah 3 bulan tinggal di rumah Om Puri, dan karena semuanya ramah,
aqu jadi betah. Lebih lagi Nani. Kadang-kadang dia suka tanya-tanya soal
pelajaran sekolah, dan aqu berusaha membantu. Aqu sering mencuri-curi
untuk memperhatikan Nani. Kalo di rumah dia sering memakai daster yg
pendek hingga pahanya yg putih mulus menarik perhatianku. Selain itu
buah dadanya yg baru mekar juga sering bergoyg-goyg di balik dasternya.
Aqu jadi sering membaygkan betapa indahnya tubuh Nani seandainya telah
tak memakai apa-apa lagi.
Bandar Judi Online Terpercaya - Suatu hari pulang kuliah sesampainya di
rumah ternyata sepi sekali. Di ruang keluarga ternyata Nani sedang
belajar sembari tiduran di atas karpet.
“Sepi sekali, sedang belajar yah? Tante kemana?” tanyaqu.
“Eh.. Doni, iya nih, aqu minggu depan ujian, nanti aqu bantuin belajar
yah.., Mami sih lagi keluar, katanya sih ada perlu sampai malem.”
“Iya deh, aqu ganti pakaian dulu.”
Kemudian aqu masuk ke kamarku, ganti dgn celana pendek dan kaos oblong.
Terus aqu tidur-tiduran sebentar sembari baca majalah yg baru kubeli.
Tak lama kemudian aqu keluar kamar, lapar, jadi aqu ke meja makan. Terus
aqu teriak memanggil Nani mengajak makan bareng. Tapi tak ada sahutan.
Dan setelah kutengok ke ruang keluarga, ternyata Nani telah tidur
telungkup di atas buku yg sedang dia baca, mungkin telah kecapaian
belajar, pikirku. Napasnya turun naik secara teratur. Ujung dasternya
agak tersingkap, menampakkan bagian belakang pahanya yg putih. Bentuk
bokongnya juga bagus.
Memperhatikan Nani tidur membuatku terangsang. Aqu merasa kemaluanku
mulai tegak di balik celana pendek yg kupakai. Tapi karena takut
ketahuan, aqu segera ke ruang makan. Tapi nafsu makanku telah hilang,
maka itu aqu cuma makan buah, sedangkan otakku terus ke Nani. Kemaluanku
juga semakin berdenyut. Akhirnya aqu tak tahan, dan kembali ke ruang
keluarga. Ternyata posisi tidur Nani telah berubah, dan dia sekarang
telentang, dgn kaki kiri dilipat keatas, sehingga dasternya tersingkap
sekali, dan celana dalem bagian bawahnya kelihatan.
Celana dalemnya berwarna putih, agak tipis dan berenda, sehingga
bulu-bulunya membayg di bawahnya. Aqu sampai tertegun melihatnya.
Kemaluanku tegak sekali di balik celana pendekku. Buah dadanya naik
turun teratur sesuai dgn napasnya, membuat kemaluanku semakin berdenyut.
Ketika sedang nikmat-nikmat memandangi, aqu dengar suara mobil masuk ke
halaman. Ternyata Om Puri telah pulang. Aqu pun cepat-cepat naik
kekamarku, pura-pura tidur.
Agen Judi Online Terpercaya - Dan aqu memang ketiduran sampai agak sore,
dan aqu baru ingat kalo belum makan. Aqu segera ke ruang makan dan
makan sendirian. Keadaan rumah sangat sepi, mungkin Om dan Tante sedang
tidur. Setelah makan aqu naik lagi ke atas, dan membaca majalah yg baru
kubeli. Sedang asyik membaca, tiba-tiba kamarku ada yg mengetuk, dan
ternyata Nani.
“Doni, aqu baru dibeliin kalkulator nih, nanti aqu diajarin yah cara
makainya. Soalnya rada canggih sih”, katanya sembari menunjukkan
kalkulator barunya.
“Wah, ini kalkulator yg aqu juga pengin beli nih. Tapi mahal. Iya deh,
aqu baca dulu manualnya. Nanti aqu ajarin deh, kayaknya sih tak terlalu
beda dgn komputer”, sahutku.
“Ya telah, dibaca dulu deh. Nani juga mau mandi dulu sih”, katanya
sembari berlalu ke teras atas tempat menjemur handuk. Aqu masih berdiri
di pintu kamarku dan mengikuti Nani dgn pandanganku. Ketika mengambil
handuk, tubuh Nani terkena sinar matahari dari luar rumah. Dan aqu
melihat baygan tubuhnya dgn jelas di balik dasternya. Aqu jadi teringat
pemandangan siang tadi waktu dia tidur.
Kemudian sewaktu Nani berjalan melewatiku ke kamar mandi, aqu pura-pura
sedang membaca manual kalkulator itu. Tak lama kemudian aqu mulai
mendengar suara Nani yg sedang mandi sembari bernyanyi-nyanyi kecil.
Kembali imajinasiku mulai membaygkan Nani yg sedang mandi, dan hal itu
membuat kemaluanku agak tegang. Karena tak tahan sendiri, aqu segera
mendekati kamar mandi dan mencari cara untuk mengintipnya, dan aqu
menewajahnnya.
Bandar Poker Online Uang Asli - Aqu mengambil kursi dan naik di atasnya
untuk mengintip lewat celah ventilasi kamar mandi. Pelan-pelan aqu
mendekatkan wajahku ke celah itu, dan ya Tuhan… aqu! Melihat Nani yg
sedang menyabuni tubuhnya, mengusap-usap dan meratakan sabun ke seluruh
lekuk tubuhnya. Tubuhnya sangat indah, jauh lebih indah dari yg
kubaygkan.
Lehernya yg putih, pundaknya, buah dadanya, putingnya yg kecoklatan,
perutnya yg rata, bokongnya, bulu-bulu di sekitar kemaluannya, pahanya,
semuanya sangat indah.
Dan kemaluanku pun menjadi sangat tegang.Tapi aqu
tak berlama-lama mengintipnya, karena selain taqut ketahuan, juga aqu
merasa tak enak mengintip orang mandi. Aqu segera ke kamarku dan
berusaha menenangkan perasaanku yg tak karuan.
Malamnya sehabis makan, aqu dan Om Puri sedang mengobrol sembari nonton
TV, dan Om Puri bilang kalo besok mau keluar kota dgn istrinya seminggu.
Dia pesan supaya aqu membantu Nani kalo butuh bantuan. Tentu saja aqu
bersedia, malah jantungku menjadi berdebar-debar. Tak lama kemudian Nani
mendekati kita.
“Doni, tolongin aqu dong, ajarin soal-soal yg buat ujian, ayo!” katanya
sembari menarik-narik tanganku. Aqu mana bisa menolak. Aqu pun mengikuti
Nani berjalan ke kamarnya dgn diiringi Om Puri yg senyum-senyum melihat
Nani yg manja. Beberapa menit kemudian kita telah terlibat dgn
soal-soal yg memang butuh konsentrasi.
Agen Poker Online Uang Asli - Nani duduk sedangkan aqu berdiri di
sampingnya. Aqu bersemangat sekali mengajarinya, karena kalo aqu
menunduk pasti belahan dada Nani kelihatan dari dasternya yg longgar.
Aqu lihat Nani tak pakai bh. Kemaluanku berdenyut-denyut, tegak di balik
celana dan kelihatan menonjol.
Aqu merasa bahwa Nani tahu kalo aqu suka curi melihat buah dadanya, tapi
dia tak berusaha merapikan dasternya yg semakin terbuka sampai aqu bisa
melihat putingnya. Karena telah tak tahan, sembari pura-pura
menjelaskan soal aqu merapatkan tubuhku sampai kemaluanku menempel ke
punggungnya. Nani pasti juga bisa merasakan kemaluanku yg tegak. Nani
sekarang cuma diam saja dgn wajah menunduk.
“Nani, kamu cantik sekali..” kataqu dgn suara yg telah bergetar, tapi
Nani diam saja dgn wajah semakin menunduk. Kemudian aqu meletakkan
tanganku di pundaknya. Dan karena dia diam saja, aqu jadi makin berNani
mengusap-usap pundaknya yg terbuka, karena tali dasternya sangat kecil.
Sementara kemaluanku semakin menekan pangkal lengannya, usapan tanganku
pun semakin turun ke arah dadanya.
Aqu merasa napas Nani telah memburu seperti suara napasku juga. Aqu jadi
semakin nekad. Dan ketika tanganku telah sampai kepinggiran buah dada,
tiba-tiba tangan Nani mencengkeram dan menahan tanganku. Wajahnya
mendongak kearahku.
“Doni aqu mau diapain..” Rintihnya dgn suara yg telah bergetar. Melihat
mulutnya yg setengah terbuka dan agak bergetar-getar, aqu jadi tak tahan
lagi. Aqu tundukkan wajah, kemudian mendekatkan bibirku ke bibirnya.
Ketika bibir kita bersentuhan, aqu merasakan bibirnya yg sangat hangat,
kenyal, dan basah. Aqu pun melumat bibirnya dgn penuh perasaan, dan Nani
membalas ciumanku, tapi tangannya belum melepas tanganku. Dgn
pelan-pelan tubuh Nani aqu bimbing, aqu angkat agar berdiri berhadapan
dgnku. Dan masih sembari saling melumat bibir, aqu peluk tubuhnya dgn
gemas. Buah dadanya keras menekan dadaqu, dan kemaluanku juga menekan
perutnya.
Pelan-pelan lidahku mulai menjulur menjelajah ke dalem mulutnya, dan
mengait-ngait lidahnya, membuat napas Nani semakin memburu, dan
tangannya mulai mengusap-usap punggungku. Tanganku pun tak tinggal diam,
mulai turun ke arah pinggulnya, dan kemudian dgn gemas mulai
meremas-remas bokongnya. Bokongnya sangat empuk. Aqu remas-remas terus
dan aqu semakin rapatkan ketubuhku hingga kemaluanku terjepit perutnya.
Bandar Ceme Keliling Online - Tak lama kemudian tanganku mulai ke atas
pundaknya. Dgn gemetar tali dasternya kuturunkan dan dasternya turun ke
bawah dan teronggok di kakinya. Kini Nani tinggal memakai celana dalem
saja. Aqu memeluknya semakin gemas, dan ciumanku semakin turun. Aqu
mulai menciumi dan menjilat-jilat lehernya, dan Nani mulai
mengerang-erang. Tangannya mengelus-elus belakang kepalaqu.
Tiba-tiba aqu berhenti menciuminya. Aqu renggangkan pelukanku. Aqu
pandangi tubuhnya yg setengah telanjang. Buah dadanya bulat sekali dgn
puting yg tegak bergetar seperti menantangku.
Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Dan ketika
mulutku menyentuh buah dadanya, Nani mengerang lagi lebih keras sembari
mendongakkan kepalanya, dan menekan bokong dan dadanya ke arahku.
Nafsuku semakin naik. Aqu ciumi buah dadanya dgn ganas, putingnya aqu
mainkan dgn lidahku, dan buah dadanya yg sebelah aqu mainkan dgn
tanganku.
“Aduuhh.. aahh.. aahh”, Nani semakin merintih-rintih ketika dgn gemas
putingnya aqu gigit-gigit sedikit.
Tubuhnya menggeliat-geliat membuatku semakin bernafsu untuk terus
mencumbunya. Tangan Nani kemudian menelusup kebalik pakaianku dan
mengusap kulit punggungku.
“Doni.. aahh.. pakaian kamu dibuka dong.. aahh..” Aqupun mengikuti
keinginannya. Tapi selain pakaian, celana juga kulepas, hingga aqu juga
cuma pakai celana dalem. Mulutnya kembali kucium dan tanganku memainkan
buah dadanya.
Kemaluanku semakin keras karena Nani menggesek-gesekkan pinggulnya
sembari mengerang-erang. Tanganku mulai menyelinap ke celana dalemnya.
Bulu kemaluannya aqu usap-usap, dan kadang aqu garuk-garuk. Aqu merasa
kemaluannya telah basah ketika jariku sampai ke mulut kemaluannya. Dan
ketika tanganku mulai mengusap clitorisnya, ciumannya di mulutku semakin
liar. Mulutnya mengisap mulutku dgn keras.
Live Poker Online Terpercaya - Clitorisnya kuusap, kuputar-putar, makin
lama semakin kencang, dan semakin kencang. Bokong Nani ikut bergoyg, dan
semakin rapat menekan, sehingga kemaluanku semakin berdenyut. Sementara
clitorisnya masih aqu putar-putar, jariku yg lain juga mengusap bibir
kemaluannya. Nani menggelinjang semakin keras, dan pada saat tanganku
mengusap semakin kencang, tiba-tiba tanganku dijepit dgn pahanya,dan
tubuh Nani tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.
“aahh aahh Donnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.. adduuuhh aahh aahh
aahh”,
Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin
mengendur. Tapi mulutnya masih mengerang-erang dgn pelan.
“Don.. aqu boleh yah pegang punya kamu”, tiba-tiba bisiknya di kupingku.
Aqu yg masih tegang sekali merasa senang sekali.
“Iyaa.. boleh..” bisikku. Kemudian tangannya kubimbing ke celana
dalemku.
“Aahh…” Aqupun mengerang ketika tangannya menyentuh kemaluanku. Terasa
nikmat sekali. Nani juga terangsang lagi, karena sembari mengusap-usap
kepala kemaluanku, mulutnya mengerang di kupingku. Kemudian mulutnya
kucium lagi dgn ganas. Dan kemaluanku mulai di genggam dgn dua
tangannya, di urut-urut dan cairan pelumas yg keluar diratakan keseluruh
batangku.
Tubuhku semakin menegang. Kemudian kemaluanku mulai dikocok-kocok,
semakin lama semakin kencang, dan bokongnya juga ikut digesekkan
ketubuhku. Tak lama kemudian aqu merasa tubuhku bergetar, terasa ada
aliran hangat di seluruh tubuhku, aqu merasa aqu telah hampir orgasme.
“Niiiiiiiii.. aqu hampir keluar..” bisikku yg membuat genggamannya
semakin erat dan kocokannya makin kencang.
“Aahh.. Anniii.. uuuhh.. aahh..” akhirnya dari kemaluanku memancar
cairan yg menyembur kemana-mana. Tubuhku tersentak-sentak.
Sementara kemaluanku masih mengeluarkan cairan, tangan Nani tak berhenti
mengurut-urut, sampai rasanya semua cairanku telah diperas habis oleh
tangannya. Aqu merasa air mNani yg mengalir dari sela-sela jarinya
membuat Nani semakin gemas. Air mNaniqu masih keluar untuk beberapa saat
lagi sampai aqu merasa lemas sekali.
Agen Ceme Online Terpercaya - Akhirnya kita berdua jatuh terduduk di
lantai. Dan tangan Nani berlumuran air mNaniqu ketika dikeluarkan dari
celana dalemku. Kita berpandangan, dan bibirnya kembali kukecup,
sedangkan tangannya aqu bersihkan pakai tissue. Dan secara kebetulan aqu
melihat ke arah jam.
“Astaga, sekarang telah jam 11! Wah, telah malam sekali nih, aqu ke
kamarku dulu yah, taqut Om curiga nanti..” kataqu sembari berharap
mudah-mudahan suara desahan kita tak sampai ke kuping orang tuanya.
Setelah Nani mengangguk, aqu bergegas menyelinap ke kamarku.Malam itu
aqu tidur nyenyak sekali.
Pagi itu aqu bangun kesiangan, seisi rumah rupanya telah pergi semua.
Aqu pun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah
sangat padat, pikiranku tak bisa konsentrasi sedikit pun, yg kupikirkan
cuma Nani. Aqu pulang ke rumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi.
Kemudian ketika aqu sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti
pakaian, Nani keluar dari kamarnya, telah berpakaian rapi. Dia mendekat
dan wajahnya menunduk.
“Doni, kamu ada acara nggak? TemNani aqu nonton dong..”
“Eh.. apa? Iya, iya aqu tak ada acara, sebentar yah aqu ganti pakaian
dulu” jawabku, dan aqu buru-buru ganti pakaian dgn jantung berdebaran.
Setelah siap, aqu pun segera mengajaknya berangkat. Nani menyarankan
agar kita pergi dgn mobilnya. Aqu segera mengeluarkan mobil, dan ketika
Nani duduk di sebelahku, aqu baru sadar kalo dia pakai rok pendek,
sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan
ke bioskop mataqu tak bisa lepas melirik kepahanya.
Sesampainya di bioskop, aqu berNanikan memeluk pinggangnya, dan Nani tak
menolak. Dan sewaktu mengantri di loket kupeluk dia dari belakang. Aqu
tahu Nani merasa kemaluanku telah tegang karena menempel di bokongnya.
Nani meremas tanganku dgn kuat. Kita memesan tempat duduk paling
belakang, dan ternyata yg menonton tak begitu banyak, dan di sekeliling
kita tak ditempati.
Ceme Keliling Online - Kami segera duduk dgn tangan masih saling
meremas. Tangannya telah basah dgn keringat dingin, dan wajahnya selalu
menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aqu telah tak tahan, segera
kuusap wajahnya, kemudian kudekatkan ke wajahku, dan kita segera
berciuman dgn gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan
kadang-kadang lidahku digigitnya lembut.
Tanganku segera menyelinap ke balik pakaiannya. Dan karena tak sabar,
langsung saja kuselinapkan ke balik behanya, dan buah dadanya yg sebelah
kiri aqu remas dgn gemas. Mulutku langsung dihisap dgn kuat oleh Nani.
Tanganku pun semakin gemas meremas buah dadanya, memutar-mutar
putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke buah dada yg kanan, dan Nani
mulai mengerang di dalem mulutku, sementara kemaluanku semakin meronta
menuntut sesuatu.
Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dgn arah
semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya kusingkap ke atas,
sehingga sembari berciuman, di keremangan cahaya, aqu bisa melihat
celana dalemnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut
Nani berpindah menciumi kupingku sampai aqu terangsang sekali. Celana
dalemnya telah basah.
Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalemnya, dan mulai memainkan
clitorisnya. Kuelus-elus pelan-pelan, kuusap dgn penuh perasaan,
kemudian kuputar-putar, semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba tangannya
mencengkram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku,
sedangkan kupingku digigitnya sembari mendesis-desis. Tubuhnya
tersentak-sentak beberapa saat.
“Donnnnnnnnnnnnnnnnnn.. aduuuhh.. aqu tak tahan sekali.. berhenti dulu
yaahh.. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Aqu pun segera mencabut
tanganku dari selangkangannya.
“Don.. sekarang aqu mainin punya kamu yaahh..” katanya sembari mulai
meraba celanaqu yg telah menonjol.
Kubantu dia dgn kubuka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup,
merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam kemaluanku, aqu merasa nikmat
luar biasa. Kemaluanku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung
tegak.
“Don.. ini telah basah.. cairannya licin..” rintihnya di kupingku
sembari mulai digenggam dgn dua tangan.
Tangan yg kiri menggenggam pangkal kemaluanku, sedangkan yg kanan ujung
kemaluanku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala kemaluan dan meratakan
cairannya.
“Nani.. teruskan sayg..” kataqu dgn ketegangan yg semakin menjadi-jadi.
Aqu merasa kemaluanku telah keras sekali. Nani meremas dan mengurut
kemaluanku semakin cepat. Aqu merasa air mNaniqu telah hampir keluar.
Aqu bingung sekali karena taqut kalo sampai keluar bakal muncrat
kemana-mana.
“Nani.. aqu hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataqu dgn suara
yg tak yakin, karena masih keenakan.
“Waahh.. Nani belum mau berhenti.. punya kamu ini bikin aqu gemes..”
rengeknya.
“Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..!” ajakku, dan ketika
Nani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaqu, juga pakaian Nani,
dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.
Agen Domino QQ Terpercaya - Di mobil tangan Nani kembali mengusap-usap
celanaqu. Dan aqu diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan
menelusupkan tangannya mencari kemaluanku. Aduh, rasanya nikmat sekali.
Dan kemaluanku makin berdenyut ketika dia bilang,
“Nanti aqu boleh yah nyiumin ininya yah..” Aqu pengin segera sampai
kerumah.
Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sembari berpelukan erat-erat.
Sewaktu Nani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan kuciumi
samping lehernya. Tanganku telah menyingkapkan roknya ke atas, dan
tanganku meremas pinggul dan bokongnya dgn gemas. Nani kubimbing ke
ruang keluarga. Sembari berdiri kuciumi bibirnya, kulumat habis
mulutnya, dan dia membalas dgn sama gemasnya.
Pakaiannya kulucuti satu persatu sembari tetap berciuman. Sembari
melepas pakaiannya, aqu mulai meremasi buah dadanya yg masih dibalut
beha. Dgn tak sabar behanya segera kulepas juga.
Kemudian roknya, dan terakhir celana dalemnya juga kuturunkan dan
semuanya teronggok di karpet.
Tubuhnya yg telanjang kupeluk erat-erat. Ini pertama kalinya aqu memeluk
seorang gadis dgn telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Nani yg sering
aqu impikan tapi tak terbaygkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang
ada di depan mataqu. Kemudian tangan Nani juga melepaskan pakaianku,
kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalemku, Nani
melaqukannya sembari memeluk tubuhku. Kemaluanku yg telah memanjang dan
tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya.
Uuuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kita yg sama-sama telanjang
bersentuhan, bergesekan, dan menempel dgn ketat. Bibir kita saling
melumat dgn napas yg semakin memburu. Tanganku meremas bokongnya,
mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi buah dadanya dgn
bergantian. Tangan Nani juga telah menggenggam dan mengelusi kemaluanku.
Tubuh Nani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yg semakin
membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang
dgn bebas.
Kemudian sembari tetap meremasi kemaluanku, Nani mulai merendahkan
tubuhnya, sampai akhirnya dia berlutut dan wajahnya tepat di depan
selangkanganku. Matanya memandangi kemaluanku yg semakin keras di dalem
genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Kemaluanku terus dinikmati,
dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak.
Mulutnya perlahan mulai didekatkan ke kepala kemaluanku. Aqu melihatnya
dgn gemas sekali. Kepalaqu sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya
mengecup kepala kemaluanku. Tangannya masih menggenggam pangkal
kemaluanku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala
kemaluanku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan
cairan kemaluanku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai
mengulum dgn lidah tetap memutari kepala kemaluanku.
Aqu semakin mengerang, dan karena tak tahan, kudorong kemaluanku sampai
terbenam kemulutnya. Aqu rasa ujungnya sampai ketenggorokannya. Rasanya
nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan kemaluanku disedot-sedot dan dimaju
mundurkan di dalem mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang
kepalanya aqu tekan-tekan agar kemaluanku semakin nikmat. Isapan
mulutnya dan lidahnya yg melingkar-lingkar membuat aqu merasa telah tak
tahan. Apalagi sewaktu Nani melaqukannya semakin cepat, dan semakin
cepat, dan semakin cepat.
Ketika akhirnya aqu merasa air mNaniqu mau muncrat, segera kutarik
kemaluanku dari mulutnya. Tapi Nani menahannya dan tetap menghisap
kemaluanku. Maka aqu pun tak bisa menahan lebih lama lagi, air mNaniqu
muncrat di dalem mulutnya dgn rasa nikmat yg luar biasa.
Air mNaniqu langsung ditelannya dan dia terus menghisapi dan menyedot
kemaluanku sampai air mNaniqu muncrat berkali-kali. Tubuhku sampai
tersentak-sentak merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Meskipun air
mNaniqu telah habis, mulut RNani masih terus menjilat. Aqupun akhirnya
tak kuat lagi berdiri dan akhirnya dgn napas sama-sama tersengal-sengal
kita berbaring di karpet dgn mata terpejam.
“Thanks ya Nii, tadi itu nikmat sekali”, kataqu berbisik.
“Ah.. aqu juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aqu mainin
kamu.”
Kemudian ujung hidungnya kukecup, matanya juga, kemudian bibirnya.
Mataqu memandangi tubuhnya yg terbaring telanjang, alangkah indahnya.
Pelan-pelan kuciumi lehernya, dan aqu merasa nafsu kami mulai naik lagi.
Kemudian mulutku turun dan menciumi buah dadanya yg sebelah kanan
sedangkan tanganku mulai meremas buah dada yg kiri.
Nani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku
tambah gemas memainkan buah dada dan putingnya. Aqu terus menciumi untuk
beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aqu mulai mengusapkan tanganku
keperutnya, kemudian ke bawah lagi sampai merasakan bulu kemaluannya,
kuelus dan kugaruk sampai mulutnya menciumi kupingku.
Pahanya mulai aqu renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sembari
mulutku terus menciumi buah dadanya, jariku mulai memainkan clitorisnya
yg telah mulai terangsang juga. Cairan kemaluannya kuusap-usapkan ke
seluruh perwajahan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin
clitoris dan kemaluannya, membuat RNani semakin menggelinjang dan
mengerang. clitorisnya kuputar-putar terus, juga mulut kemaluannya
bergantian.
“Ahh.. Donnnnnnnnnnn.. aahh.. terusss… aahh.. sayaanggg..” mulutnya
terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyg-goyg. Bokongnya juga
mulai terangkat-angkat. Aqu pun segera menurunkan kepalaqu ke arah
selangkangannya, sampai akhirnya wajahku tepat di selangkangannya. Kedua
kakinya kulipat ke atas, kupegangi dgn dua tanganku dan pahanya
kulebarkan sehingga kemaluan dan clitorisnya terbuka di depan wajahku.
Aqu tak tahan memandangi keindahan kemaluannya. Lidahku langsung
menjulur dan mengusap clitoris dan kemaluannya. Cairan kemaluannya
kusedot-sedot dgn nikmat. Mulutku menciumi mulut kemaluannya dgn ganas,
dan lidahku kuselip-selipkan ke lubangnya, kukait-kaitkan, kugelitiki,
terus begitu, sampai bokongnya terangkat, kemudian tangannya mendorong
kepalaqu sampai aqu terbenam di selangkangannya. Aqu jilati terus,
clitorisnya kuputar dgn lidah, kuhisap, kusedot, sampai Nani
meronta-ronta. Aqu merasa kemaluanku telah tegak kembali, dan mulai
berdenyut-denyut.
“Donnnnnnnn.. aqu tak tahan.. aduuhh.. aahh.. enaakk sekaliii.. ”
rintihnya berulang-ulang.
Mulutku telah berlumuran cairan kemaluannya yg semakin membuat nafsuku
tak tertahankan. Kemudian kulepaskan mulutku dari kemaluannya. Sekarang
giliran kemaluanku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya,
sembari aqu duduk mengangkang juga. Pahaqu menahan pahanya agar tetap
terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika kemaluanku digeser-geserkan di
kemaluannya. RNani juga merasakan hal yg sama, dan sekarang tangannya
ikut membantu dan menekan kemaluanku digeser-geserkan di clitorisnya.
“Naniii.. aahh.. enakkk.. aahh..”
“aahh.. iya.. eeennaakkk sekaliii..”
Kita saling merintih. Kemudian karena kemaluanku semakin gatal, aqu
mulai menggosokkan kepala kemaluanku ke mulut kemaluannya. Nani semakin
menggelinjang. Akhirnya aqu mulai mendorong pelan sampai kepala
kemaluanku masuk ke kemaluannya.
“Aduuuhh.. Doonnnn.. saakiiitt.. aadduuuhh.. jaangaann..” rintihnya
“Tahan dulu sebentar… Nanti juga hilang sakitnya..” kataqu membujuk
Kemudian pelan-pelan kemaluanku aqu keluarkan, kemudian kutekan lagi,
kukeluarkan lagi, kutekan lagi, kemudian akhirnya kutekan lebih dalem
sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Nani sampai terbuka tapi telah
tak bisa bersuara.
Bandar Togel Online Terpercaya - Punggungnya terangkat dari karpet
menahan desakan kemaluanku. Kemudian pelan-pelan kukeluarkan lagi,
kudorong lagi, kukeluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya
ketika aqu mendorong lagi kali ini kudorong sampai amblas semuanya ke
dalem. Kali ini kita sama-sama mengerang dgn keras. Tubuh kita
berpelukan, mulutnya yg terbuka kuciumi, dan pahanya menjepit pinggangku
dgn keras sekali sehingga aqu merasa ujung kemaluanku telah mentok ke
dinding kemaluannya.
Kita tetap berpelukan dgn erat saling mengejang untuk beberapa saat
lamanya. Mulut kami saling menghisap dgn kuat. Kita sama-sama merasakan
keenakan yg tiada taranya. Setelah itu bokongnya sedikit demi sedikit
mulai bergoyg, maka aqu pun mulai menggerakkan kemaluanku pelan-pelan,
maju, mundur, pelan, pelan, semakin cepat, semakin cepat, dan goygan
bokong Nani juga semakin cepat.
“Donnn.. aduuuhh.. aahh.. teruskan sayg.. aqu hampir niihh..” rintihnya.
“Iya.. nihh.. tahan dulu.. aqu juga hampirr.. kita bareng ajaa..” kataqu
sembari terus menggerakkan kemaluan semakin cepat.
Tanganku juga ikut meremasi buah dadanya kanan dan kiri. Kemaluanku
semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalem kemaluannya sampai bokongnya
terangkat dari karpet. Dan aqu merasa kemaluannya juga menguruti
kemaluanku di dalem. Kemaluanku kutarik dan kutekan semakin cepat,
semakin cepat.. dan semakin cepat.. dannn..
”Naniii.. aqu mau keluar niihh..””Iyaa.. keluarin saja.. Nani juga
keluar sekarang niiihh.”Aqu pun menghunjamkan kemaluanku keras-keras yg
disambut dgn bokong Nani yg terangkat ke atas sampai ujung kemaluanku
menumbuk dinding kemaluannya dgn keras.
Kemudian pahanya menjepit pahaqu dgn keras sehingga kemaluanku makin
mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Kemaluannya berdenyut-denyut.
Air mNaniqu memancar, muncrat dgn sebanyak-banyaknya menyirami
kemaluannya.
“aahh… aahh.. aahh..” kita sama-sama mengerang, dan kemaluannya masih
berdenyut, mencengkeram kemaluanku, sehingga air mNaniqu berkali-kali
menyembur. Bokongnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar
sehingga kemaluanku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama
beberapa saat, dan sepertinya tak akan berakhir.
Bokongku masih ditahan dgn tangannya, pahanya masih menjepit pahaqu
erat-erat, dan kemaluannya masih berdenyut meremas-remas kemaluanku dgn
enaknya sehingga sepertinya air mNaniqu keluar semua tanpa tersisa
sedikitpun.
“aahh.. aahh.. aduuuhh…” Kita telah tak bisa bersuara lagi selain
mengerang-erang keenakan.
Ketika telah mulai kendur, kuciumi Nani dgn kemaluan masih di dalem
kemaluannya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sembari
saling membelai. Kuciumi terus sampai akhirnya aqu menyadari kalo Nani
sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur.
Aqu menyadari bahwa selaput daranya telah robek karena kemaluanku. Dan
ketika kemaluanku kucabut dari sela-sela kemaluannya memang mengalir
darah yg bercampur dgn air mNaniqu. Kita terus saling membelai, dan Nani
masih mengisak di dadaqu, sampai akhirnya kita berdua tertidur
kelelahan dgn berpelukan.
Aqu terbangun sekitar jam 11 malam, dan kulihat Nani masih terlelap di
sampingku masih telanjang bulat. Segera aqu bangun dan kuselimuti
tubuhnya pelan-pelan. Kemudian aqu segera ke kamar mandi, kupikir shower
dgn air hangat pasti menyegarkan. Aqu membiarkan tubuhku diguyur air
hangat berlama-lama, dan memang menyegarkan sekali. Waktu itu kupikir
aqu telah mandi sekitar 20 menit, ketika aqu merasa kaget karena ada
sesuatu yg menyentuh punggungku. Belum sempat aqu menoleh, tubuhku telah
dilingkari sepasang tangan.
Ternyata Nani telah bangun dan masuk ke kamar mandi tanpa kuketahui.
Tangannya memelukku dari belakang, dan tubuhnya merapat di punggungku.
“Aqu ikut mandi yah..?” katanya.
Aqu tak menjawab apa-apa. Hanya tanganku mengusap-usap tangannya yg ada
di dadaqu, sembari menenangkan diriku yg masih merasa kaget. Sembari
tetap memelukku dari belakang, Nani mengambil sabun dan mulai
mengusapkannya di dadaqu. Nafsuku mulai naik lagi, apalagi aqu juga
merasakan buah dadanya yg menekan punggungku.
Usapan tangan Nani mulai turun ke arah perutku, dan kemaluanku mulai
berdenyut dan berangsur menjadi keras. Tak lama kemudian tangan Nani
sampai di selangkanganku dan mulai mengusap kemaluanku yg semakin tegak.
Sembari menggenggam kemaluanku, Nani mulai menciumi belakang leherku
sembari mendesah-desah, dan tubuhnya semakin menekan tubuhku.
Selangkangan dan buah dadanya mulai digesek-gesekkan ke bokong dan
punggungku, dan tangannya yg menggenggam kemaluanku mulai meremas-remas
dan digerakkan ke pangkal dan kepala kemaluanku berulang-ulang sehingga
aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa.
“Naniii oohh.. nikmat sekali sayg.”
“Donnnnnn uuuhh”, erangnya sembari lidahnya semakin liar menciumi
leherku.
Agen Togel Online Terpercaya - Aqu yg telah merasa gemas sekali segera
menarik tubuhnya, dan sekarang posisi kita berbalik. Aqu sekarang
memeluk tubuhnya dari belakang, kemudian pahanya kurenggangkan sedikit,
dan kemaluanku diselinapkan di antara pahanya, dan ujungnya yg nongol di
depan pahanya langsung di pegang lagi oleh Nani. Tangan kiriku segera
meremasi buah dadanya dgn gemas sekali, dan tangan kananku mulai
meremasi bulu kemaluannya.
Kemudian ketika jari tangan kananku mulai menyentuh clitorisnya, Nani
pun mengerang semakin keras dan pahanya menjepit kemaluanku, dan
bokongnya mulai bergerak-gerak yg membuat aqu semakin merasa nikmat.
Wajahnya menengok ke arahku, dan mulutnya segera kuhisap dgn keras.
Lidah kami saling membelit, dan jari tanganku mulai mengelusi
clitorisnya yg semakin licin. Kepala kemaluanku juga mulai dikocok-kocok
dgn lembut.
“Nani aqu tak tahan nih aduuuhh.”
“Iya Donn.. aqu juga telah tak tahan.. uuuhh.. uuuhh.”
Tubuh Nani segera kubungkukkan, dan kakinya kurenggangkan. Aqu segera
mengarahkan dan menempelkan ujung kemaluanku ke arah bibir kemaluannya
yg telah menganga lebar menantang.
“Donn.. cepat masukkan sayg cepat uuhh ayoo.” Aqu yg telah gemas sekali
segera menekan kemaluanku sekuat tenaga sehingga langsung amblas semua
sampai ke dasar kemaluannya. Nani menjerit keras sekali. Wajahnya sampai
mendongak.
“aahh.. kamu kasar sekali.. aduuhh sakit aduuhh..” Aqu yg telah tak
sabar mulai menggerakkan kemaluanku maju mundur, kuhunjam-hunjamkan dgn
kasar yg membuat Nani semakin keras mengerang-erang. Buah dadanya aqu
remas-remas dgn dua tanganku.
Tak lama kemudian Nani mulai menikmati permainan kita, dan mulai
menggoygkan bokongnya.
Kemaluannya juga mulai berdenyut meremasi kemaluanku. Aqu menjadi
semakin kasar, dan kemaluanku yg telah keras sekali terus mendesak dasar
kemaluannya. Dan kalo kemaluanku sedang maju membelah kemaluannya,
tanganku juga menarik bokongnya ke belakang sehingga kemaluanku
menghunjam dgn kuat sekali. Tapi tiba-tiba Nani melepaskan diri.
“hh sekarang giliranku aqu telah hampir sampai.” katanya. Kemudian aqu
disuruh duduk selonjor di lantai di antara kaki Nani yg mulai menurunkan
tubuhnya. Kemaluanku yg mengacung ke atas mulai dipegang Nani, dan di
arahkan ke bibir kemaluannya.
Tiba-tiba Nani menurunkan tubuhnya duduk di pangkuanku sehingga
kemaluanku langsung amblas ke dalem kemaluannya. Kita sama-sama
mengerang dgn keras, dan mulutnya yg masih menganga kuciumi dgn gemas.
Kemudian bokongnya mulai naik turun, makin lama makin keras. Nani
melaqukannya dgn ganas sekali. Bokongnya juga diputar-putar sehingga aqu
merasa kemaluanku seperti dipelintir.
“Donnnnnn.. aqu.. aqu.. telah.. hampirrr, uuuhh…” Erangnya sembari terus
menghunjam-hunjamkan bokongnya. Mulutku beralih dari mulutnya ke buah
dadanya yg bulat sekali. Putingnya kugigit-gigit, dan lidahku berputar
menyapu perwajahan buah dadanya. Buah dadanya kemudian kusedot dan
kukenyot dgn keras, membuat gerakan Nani semakin liar.
Tak lama kemudian Nani menghunjamkan bokongnya dgn keras sekali dan
terus menekan sembari memutar bokongnya.
“Sekaranggg aahh sekaranggg Donnnn, sekaranggg”, Nani berteriak-teriak
sembari tubuhnya berkelojotan.
Kemaluannya berdenyutan keras sekali. Mulutnya menciumi mulutku, dan
tangannya memelukku sangat keras. Nani orgasme selama beberapa detik,
dan setelah itu ketegangan tubuhnya berangsur mengendur.
“Donnnn, makasih yah.., sekarang aqu pengin ngisep boleh yah..?” katanya
sembari mengangkat bokongnya sampai kemaluanku lepas dari kemaluannya.
Nani kemudian menundukkan wajahnya dan segera memegang kemaluanku yg
sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mNani.
Mulutnya langsung menelan senjataqu sampai menyentuh tenggorokannya.
Tangannya kemudian mengocok pangkal kemaluanku yg tak muat di mulutnya.
Kepaalanya naik turun mengeluar-masukkan kemaluanku. Aqu benar-benar
telah tak tahan. Ujung kemaluanku yg telah sampai di tenggorokannya
masih aqu dorong-dorong. Tanganku juga ikut mendesakkan kepalanya.
Lidahnya memutari kemaluanku yg ada dalem mulutnya. “Naniii isap terus
terusss hampirr terusss yyyaa sekaranggg sekarangg.. issaapp..”, Nani yg
merasa kemaluanku hampir menyemburkan air mNani semakin menyedot dgn
kuat. Dan…
”aahh.. sekaranggg.. sekaranggg.. issaappp..” air mNaniqu menyembur dgn
deras berkali-kali dgn rasa nikmat yg tak berketelahan. Nani dgn
raqusnya menelan semuanya, dan masih menyedot air mNani yg masih ada di
dalem kemaluan sampai habis. Nani terus menyedot yg membuat orgasmeku
semakin nikmat. Dan setelah selesai, Nani masih juga menjilati
kemaluanku, air mNaniqu yg sebagian tumpah juga masih di jilati.
Kemudian setelah beristirahat beberapa saat, kami pun meneruskan mandi
sembari saling menyabuni. Setiap lekuk tubuhnya aqu telusuri. Dan aqu
pun semakin menyadari bahwa tubuhnya sangat indah. Setelah itu kami
tidur berdua sembari terus berpelukan.
Pagi-pagi ketika aqu bangun ternyata Nani telah berpakaian rapi, dan dia
cantik sekali. Dia mengenakan rok mini dan pakaian tanpa lengan yg
serasi dgn kulitnya yg halus. Dia mengajakku belanja ke Mall karena
persediaan makanan memang telah habis. Maka aqu pun segera mandi dan
bersiap-siap.
Di perjalanan dan selama berbelanja kita saling memeluk pinggang. Siang
itu aqu menikmati jalan berdua dgnnya. Kita belanja selama beberapa jam,
kemudian kita mampir ke sebuah Café untuk makan siang. Di dalem mobil
dalem perjalanan pulang kita ngobrol-ngobrol tentang semua hal, dari
masalah pelajaran sekolah sampai hal-hal yg ringan.
Ketika ngobrol tentang sesuatu yg lucu, Nani tertawa sampai
terpingkal-pingkal, dan saking gelinya sampai kakinya terangkat-angkat.
Dan itu membuat roknya yg pendek tersingkap. Aqu pun sembari menyetir,
karena melihat pemandangan yg indah, meletakkan tanganku ke pahanya yg
terbuka.
“Ayo.. nakal yah..” kata Nani, bercanda.
“Tapi suka kan?” kataqu sembari meremas pahanya. Kami pun sama-sama
tersenyum. Mengusap-usap paha Nani memang memberi sensasi tersendiri,
sampai aqu merasa kemaluanku menjadi tegang sendiri.
“Donnnnnnn.. telah kamu nyetir saja dulu, tuh kan itunya telah bangun..
pingin lagi yah? Nani jadi pengin ngelusin itunya nih..” kata Nani
menggodaqu. Aqu cuma senyum menanggapinya, dan memang aqu telah kepingin
mencumbunya lagi.
“Doni, pakaiannya dikeluarin dong dari celana, biar tanganku ketutupan.
Dipegang yah?” Aqu semakin nyengir mendengarnya. Tapi karena memang
kepingin, dan memang lebih aman begitu dari pada aqu yg meneruskan
aksiku.
Sembari menyetir aqu pun mengeluarkan ujung pakaianku dari celanaqu.
Kemudian tanpa menunggu, tangan Nani langsung menyelinap ke balik
pakaianku, ke arah selangkanganku. Tangannya mencari-cari kemaluanku yg
semakin tegang.
“Ati-ati, masih siang nih, kalo ada orang nanti tangan kamu ditarik
yah!” kataqu. Nani diam saja, dan kemudian tersenyum ketika tangannya
menewajah apa yg dicari-cari. Tangannya kemudian mulai meremas
kemaluanku yg masih di dalem celana. Kemaluanku semakin tegang dan
berdenyut-denyut.
Karena terangsang juga, Nani mulai berusaha membuka ritsluiting
celanaqu, dan kemudian menyelinapkan tangannya, dan mulai memegang
kepala kemaluanku. Cairan pelumas yg mulai keluar diusap-usapkan ke
kepala dan batang kemaluanku.
“Donnnn.. aqu pengin ngisep ininya.. aqu pengin ngisep sampai kamu
keluar dimulutku..” katanya sembari agak mendesah. Aqu juga ingin segera
merasakan apa yg dia ingini. Yg ada di otakku adalah segara sampai di
rumah, dan segera mencumbunya.
Tapi harapan kita ternyata tak segera terwujud karena sesampainya di
rumah, ternyata orang tua Nani telah pulang. Kita cuma saling
berpandangan dan tersenyum kecewa.
“Eh, telah pada pulang yah..” Nani menyapa mereka.
“Iya nih, ada perubahan acara mendadak. Makanya sekarang cape banget.
Nanti malem ada undangan pesta, makanya sekarang mau istirahat dulu.
Kamu masak dulu saja ya sayg.. telah belanja kan?” kata maminya Nani.
“Iya deh, sebentar Nani ganti pakaian dulu. Eh, Donnn, katanya kamu
pengin belajar masak, ayo, sekalian bantuin aqu”, kata Nani sembari
tersenyum penuh arti. Aqu cuma mengiyakan dan ke kamarku ganti pakaian
dgn celana pendek dan T-shirt. Kemudian aqu ke dapur dan mengeluarkan
belanjaan dan memasukkannya ke lemari es.
Tak lama kemudian Nani menyusul ke dapur. Dia pun telah berganti
pakaian, dan sekarang memakai daster kembang-kembang. Tante juga
ikut-ikutan menyiapkan bahan makanan dan Nani mulai mengajariku memasak.
“Telah Mami istirahat saja sana, kan ini juga telah ada yg ngebantuin..”
kata Nani.
“Iya deh, emang Mami cape banget sih, sudah yah, Mami mau coba istirahat
saja”, kata Maminya Nani sembari keluar dari dapur. Aqu yg sedang
memotongi sayuran cuma tersenyum. Setelah beberapa saat, Nani tiba-tiba
memelukku dari belakang, tangannya langsung ditelusupkan ke dalem
celanaqu dan memegang kemaluanku yg masih tidur.
“Eh.. kok ininya bobo lagi.. Nani bangunin yah?” tangannya dikeluarkan
kemudian Nani mengambil salad dressing yg ada di depanku, masih sembari
merapatkan tubuhnya dari belakangku.
Kemudian salah dressingnya dituangkan ke tangannya, dan langsung
menyelinap lagi ke celana dan dioleskan ke kemaluanku yg langsung
menegang. Sembari merapatkan tubuhnya, buah dadanya menekan punggungku,
Nani mulai meremasi kemaluanku dgn dua tangannya. Nikmat yg aqu rasakan
sangat luar biasa. Aqu segera melingkarkan tangan ke belakang, meremas
bokongnya yg bulat itu.
Tanganku aqu turunkan sampai ke ujung dasternya, kemudian kusingkapkan
ke atas sembari meremas pahanya dgn gemas. Ketika sampai di pangkal
pahanya, aqu baru menyadari kalo Nani ternyata telah tak memakai celana
dalem. Maka tanganku menjadi semakin gemas meremasi bokongnya, dan
kemudian menelusuri pahanya ke depan sampai ke selangkangannya.
Jari-jariku segera membuka belahan kemaluannya dan mulai memainkan
clitorisnya yg telah sangat basah terkena cairan yg semakin banyak
keluar dari kemaluannya. Tangan Nani juga semakin liar meremas, meraba
dan mengocok kemaluanku.
“Nani.. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang telah tidur..” kataqu
berbisik karena merasa agak tak aman.
Nani kemudian melepaskan pegangannya dan keluar dapur.
Tak lama kemudian Nani kembali dan bilang semuanya telah tidur. Aqu
segera memeluk Nani yg masih ada di pintu dapur, kemudian pelan-pelan
pintu kututup dan Nani kupepet ke dinding. Kita berciuman dgn gemasnya
dan tangan kita langsung saling menelusup dan memainkan semua yg
ditemui. Kemaluanku langsung ditarik keluar oleh Nani dan aqu segera
menyingkap dasternya ke atas, kemudian kaki kirinya kuangkat ke
pinggulku, dan selangkangannya yg menganga langsung kuserbu dgn
jari-jariku.
Tangan Nani menuntun kemaluanku ke arah selangkangannya, menyentuhkan
kepala kemaluanku ke belahan kemaluannya dan terus-terusan
menggosok-gosokkannya. Untuk mencegah agar Nani tak mengerang, mulutnya
terus kusumbat dgn mulutku. Kemudian karena telah tak tahan, aqu segera
mengarahkan kemaluanku tepat ke mulut kemaluannya, dan menekan
pelan-pelan, terus ditekan, terus ditekan sampai seluruh batangnya
amblas.
Kaki Nani satunya segera kuangkat juga ke pinggangku, sehingga sekarang
dua kakinya melingkari pinggangku sembari kupepet di dinding. Kita
saling mengadu gerakan, aqu maju-mundurkan kemaluanku, dan Nani berusaha
menggoyg-goygkan bokongnya juga. Kemaluannya berdenyutan terasa
meremasi batang kemaluanku. Tak lama kemudian aqu merasa Nani hampir
orgasme.
Denyutan kemaluannya semakin keras, tubuhnya semakin tegang dan isapan
mulutnya di mulutku semakin kuat. Kemudian aqu merasa Nani orgasme.
Kontraksi otot kemaluannya membuat kemaluanku merasa seperti diurut-urut
dan aqu juga merasa hampir mencapai orgasme. Setelah orgasme, gerakan
Nani tak liar lagi, dia cuma mengikuti gerakan bokongku yg masih
menghunjam-hunjamkan kemaluanku dan mendesakkan tubuhnya ke dinding.
Kemudian sementara kemaluanku masih di dalem dan kaki Nani masih di
pinggangku, aqu melangkah ke arah meja dapur dan duduk di salah satu
kursi, sehingga sekarang Nani ada di pangkuanku dgn punggung menyandar
di meja dapur. Selama beberapa saat kita cuma berdiam diri saja. Nani
masih menikmati sisa kenikmatan orgasmenya dan menikmati kemaluanku yg
masih di dalem kemaluannya.
Sementara aqu menikmati sekali posisi ini, dan menikmati melihat Nani
ada di pangkuanku. Tanganku mengusap-usap pahanya dan menyingkapkan
dasternya ke atas sampai melihat bulu kemaluan kami yg saling menempel.
Belahan kemaluannya kubuka dan aqu melihat pemandangan yg sangat indah.
Kemaluanku hanya kelihatan pangkalnya karena seluruh batangnya masih di
dalem kemaluan Nani, dan di atasnya aqu melihat clitorisnya yg sangat
basah.
Jari-jariku mulai mengusap-usap clitorisnya sampai Nani mulai
mendesis-desis lagi, dan bokongnya mulai bergerak lagi, berputar dan
mendesakkan kemaluanku menjadi semakin masuk. Aqu merasa kemaluannya
mulai berdenyutan lagi meremas-remas kemaluanku. Karena gemas,
kadang-kadang clitorisnya kupelintir dan kucubit-cubit.
Kemudian dasternya kusingkap semakin ke atas sampai aqu melihat buah
dadanya yg menantangku untuk segera memainkannya. Dgn tak sabar segera
buah dadanya yg kiri kulumat dgn mulutku, yg membuat kepala Nani
mendongak merasakan kenikmatan itu. Sembari melumati buah dadanya,
lidahku juga memainkan putingnya yg telah sangat tegang. Kadang-kadang
putingnya juga kugigit-gigit kecil dgn gemas. Tanganku dua-duanya
meremasi bokongnya yg bulat.
“Ya Tuhan Donnnnn aahh aahh”, rintihnya di kupingku, sembari kadang
menjilati dan menggigit kupingku.
“Donnnnnnn.. aahh.. aqu hampir dapet lagii.. ahh.., terus gitu sayg”,
rintihnya dgn gerakan yg semakin liar.
Bokongnya semakin keras menekan dan berputaran, yg membuat kemaluanku
juga seperti dipelintir dgn lembut.
Aqu pun menuruti dan terus memberikan kenikmatan dgn terus memainkan
buah dadanya bergantian yg kiri dan kanan, dan tanganku juga ikut
memainkan puting buah dadanya, sampai Nani tiba-tiba menggigit kupingku
dgn keras dan setelah menghentakkan bokongnya dia memelukku dgn eratnya.
“hh Doniii.. hh. hh.” Aqu merasakan Nani orgasme untuk kedua kalinya dan
lebih hebat dari yg pertama.
Denyutan kemaluannya keras sekali dan berlangsung selama beberapa detik,
dan kenikmatan yg aqu rasakan membuatku merasa telah hampir orgasme.
Tapi setelah orgasme, ternyata Nani masih ingat keinginannya untuk
menghisap kemaluanku.
“Don.. jangan dikeluarin dulu.. nanti di mulutku saja yah”.
Maka setelah turun dari pangkuanku, Nani segera jongkok di depanku dan
langsung mengulum kemaluanku. Lidahnya memutari batangnya dan mulutnya
menyedot-nyedot membuat aqu merasa orgasmeku telah sangat dekat.
Tanganku memegang belakang kepala Nani, dan kutekan agar kemaluanku
semakin masuk di mulutnya, kemudian aqu juga membantu memasuk-keluarkan
kemaluanku di mulutnya, dan
“aahh Nani aqu keluarrr terus isaappp.. aahh..” dan memang Nani dgn
lahapnya terus menghisap air mNaniqu yg langsung berhamburan masuk ke
tenggorokannya. Kemaluanku yg masih mengeluarkan air mNani terus disedot
dan dikenyot-kenyot dan pangkal kemaluanku juga terus-terusan
dikocok-kocok. Orgasmeku kali ini kurasakan sangat luar biasa.
Setelah itu kita kembali berciuman, dan kembali meneruskan memasak.
“Doniiii.. makasih yah, tapi aqu belum puas, habis kurang bebas sih,
nanti malem lagi yah..!” aqu yg merasa hal yg sama cuma mengangguk.
"Niii, aqu nanti malem pengin menikmati seluruh tubuhmu.”
“Maksudmu..? apa selama ini belum?”
“Aqu pengin melaqukan hal yg lain sama kamu.., tunggu saja..”
“Ihh.. apaan sih.., Nani jadi merinding nih”, kata Nani sembari
memperlihatkan bulu-bulu tangannya yg memang berdiri, dan sembari
tersenyum aqu mengelusi tangannya. Kemudian tubuhnya kupeluk dari
belakang dgn lembut. Aqu merasa bahagia sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar